
Bahkan dinyatakan juga bahwa jus sari buah mengkudu juga
sebagai adaptogen yaitu turut meningkatkan daya penyembuhan tubuh tanpa efek
samping ketika jus sari buah pace dikombinasikan dengan pengobatan medis atau
pengobatan alternatif. Tumbuhan mengkudu (Morinda citrifolia) sudah sejak lama
dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tumbuhan berbuah kuning pucat tersebut bisa
ditemui di berbagai daerah. Biasanya tumbuh secara liar di pekarangan atau
pinggir jalan. Selain mengkudu, nama lokal lain adalah pace, bentis, kemudu
(Jawa), cangkudu (Sunda), kondhuk (Madura), bangkudu (Batak), neteu (Mentawai),
keumudee (Aceh), tibah (Bali) atau rewonang (Dayak). Namun secara
internasional, mengkudu lebih dikenal sebagai “noni” yang merupakan sebutan
khas orang Hawai. Oleh karenanya, mengkudu pun mendapat julukan lain yakni
sebagai Hawaiian magic plant karena tanaman ini dipercaya mampu mengobati
berbagai jenis penyakit. Karena selalu mengonsumsi mengkudu, mereka merasa
selalu sehat sepanjang tahun, tanpa gangguan penyakit yang berarti. Demikian
pula dengan masyarakat di sejumlah negara sudah sejak lama mengenal mengkudu
sebagai tanaman obat multi khasiat. Seluruh bagian tumbuhan, mulai dari akar,
batang hingga buah dimanfaatkan untuk mengobati berbagai jenis penyakit.
Secara tradisional, bagian tumbuhan mengkudu digunakan dalam bentuk segar,
sari buah atau seduhan, dan tapal. Akar misalnya, dimanfaatkan untuk mengobati
kejang-kejang dan tetanus, menormalkan tekanan darah, obat demam, dan tonikum.
Kulit batang digunakan sebagai tonikum, antiseptik pada luka atau pembengkakan
kulit. Daunnya digunakan sebagai obat disentri, kejang usus, pusing,
muntah-muntah, dan demam. Sedangkan buahnya untuk obat peluruh kemih,
usus-usus, pelembut kulit, kejang-kejang, bengek, gangguan pernapasan, dan
radang selaput sendi. Sementara itu, secara modern, berdasarkan hasil
penelitian dan riset tentang khasiat mengkudu, para ilmuwan Barat berhasil
mengidentifikasi mengkudu mengandung zat-zat aktif yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Dr. Isabella Abbott misalnya, seorang ahli botani, pada tahun 1992
menulis, mengkudu semakin banyak digunakan orang untuk mengontrol diabetes,
kanker, dan tekanan darah tinggi. Kemudian pada 1993, jurnal Center Letter
melaporkan bahwa beberapa peneliti dari Keio University dan The Institute of
Biomedical Sciences Jepang melakukan riset terhadap 500 jenis tanaman. Mereka
mengklaim telah menemukan zat antikanker dalam buah mengkudu. Yang agak populer
tampaknya hasil survei yang dilakukan Dr. Neil Solomon terhadap 8.000 pemakai
sari buah mengkudu, termasuk 40 dokter dan praktisi medis. Hasilnya
memperlihatkan, jus mengkudu membantu menyembuhkan sejumlah penyakit.
Sedikitnya ada 22 jenis penyakit, antara lain darah tinggi, kolesterol, stroke,
kanker, asam urat, diabetes, kelemahan seksual, rasa nyeri, depresi, gangguan
ginjal, dan stres dengan tingkat keberhasilan 78%. Selain itu, jus mengkudu
efektif menyembuhkan gangguan pencernaan, obesitas, alergi, sulit tidur,
meningkatkan daya konsentrasi hingga daya seksual. Menurut hasil penelitian,
selain mengandung zat nutrisi, “sang noni” juga mengandung zat aktif seperti
terpenoid, antibakteri, scolopetin, antikanker, xeronine, proxeronine, pewarna alami,
dan asam. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh tergolong lengkap di mengkudu.
Terpenoid merupakan zat penting yang berfungsi membentuk tubuh dalam proses
sintesis organik dan pemulihan sel-sel tubuh. Sedangkan zat antibakteri dalam
mengkudu antara lain antrakuninon, acubin, dan alizarin. Zat-zat tersebut di
antaranya mampu mematikan bakteri penyebab infeksi jantung dan disentri.
Referensi:
http://turunberatbadan.com/2466/manfaat-buah-mengkudu-untuk-kesehatan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar